Pada kuliah
umum Humanistic Studies lalu, bersama dosen tamu yang menurut
saya sangat memukau tidak hanya karena penampilannya yang jauh terlihat lebih
muda dari apa yang saya bayangkan, tetapi juga karena pengetahuan beliau yang
sangatlah luar biasa, Ibu Saras Dewi
dosen filsafat Universitas Indonesia. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari beliau mengenai filsafat dan agama. Penjelasan
tentang apa itu agama, berasal dari kata sansekerta yang berarti doktrin,
sedangkan menurut bahasa latin Religionem
yaitu kepatuhan terhadap sakral yang berarti ikatan yang jika disimpulkan
agama berarti kepatuhan manusia terhadap Tuhan melalui doktrin. Sedangkan filsafat adalah sebuah kecintaan akan kebijaksanaan yang lebih menekankan pada kebebasan manusia untuk berfikir
kritis dan terus berspekulasi atau bertanya. Selain
memberikan penjelasan tentang filsafat dan agama, Ibu Saras Dewi juga
memberikan penjelasan tentang para filsuf terdahulu , dimana para filsuf
tersebut memiliki pemikiran-pemikiran yang berkaitan dengan agama.
Dari penjelasan yang diberikan mengenai
para filsuf terdahulu, yang selalu mempertanyakan tentang keberadaan dan
kebenaran Tuhan, timbul sebuah pertanyaan dalam benak saya. Apakah
pertanyaan-pertanyaan tentang keberadaan dan kebenaran Tuhan itu dapat
mengakibatkan seseorang menjadi enggan untuk patuh Terhadap Tuhannya? Jika ya,
apakah hal itu terjadi karena memang tidak menemukan kebenarankah atau justru
karena pemikirannya itulah yang selalu berspekulasi tentang Tuhan sehingga
membuat dirinya sulit untuk menerima keberadaan dan kebenaran Tuhan? Menurut
saya, sangatlah tidak bijak jika kita tidak mempercayai Tuhan HANYA karena
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam diri kita. Sebuah pertanyaan yang
akhirnya menghasilkan pemikiran yang membuat kita tidak percaya akan adanya
Tuhan.
Saya percaya akan keberadaan Tuhan, adanya
saya di dunia ini, menurut saya sudah menjadi bukti bahwa adanya Tuhan didunia
ini yaitu Allah SWT. Jika dengan mudahnya saya percaya bahwa angin itu ada
padahal tidak pernah sekalipun saya melihat wujud dari angin itu, lalu atas
dasar apa saya harus meragukan keberadaan Allah yang jelas-jelas sudah banyak
memberikan kenikmatan untuk saya. Adanya matahari, bulan, bintang serta
pergantian siang dan malam itu juga sudah menjadi bukti bagi saya (dan kita
semua) bahwa Allah itu ada. Jika bertanya dimana Allah berada ? maka jelas
jawabannya “Dia bersemayam di atas ‘Arsy”.
“Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy [548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam” (Q.S. Al ‘Araf [7]: 54
Allah SWT berada di atas langit, Allah
yang memiliki kuasa untuk mengatur segala yang terjadi di langit termasuk juga
apapun yang ada di bumi karena Allah itu “Maha Kuasa” dan “Maha Berkehendak”.
-Nufus-